Kelas Sudah mengeong-ngeong mati rasa hingga menggonggong anjing pun tak marah sarapan telat dihidang kucing pun tak marah lauknya kau cepat buang lalu, jika sabar sebiji kacang polong mengapa berisik usik disiang bolong? wajah tanpa dosa saja kamu poles merata mengapa urusan manusia kau buka-buka Peduli siapa kamu hidup? dibawah kaki kaki kelas atas malu tetap kamu meraup keuntungan tanpa kerja keras.

Kamu Jika senja bertanya siapa yang lebih indah dariku maka ku teriak kamu jika samudera berkata siapa yang lebih tenang dariku maka ku sebutkan kamu jika matahari bertanya siapa yang tersenyum dan bersinar selalu maka akan ku tetap jawab kamu meskipun memang malu malu kali ini semoga tiada lagi sendu tak apa aku, yang penting kamu. 01/24

Siapa cinta? jiwa jiwa yang terseok api rasa ingin dapatkan balasan segera egoisme tertanam dalam raga ingin menjerit ungkapkan segala kau bilang sempurna itu cinta? kau bilang hati bertuan penuh makna? maka kutanya siapa dalangnya? atas semua api cemburu sesakkan dada Jawaban bahagia atas kunci segala khawatirkan dalam jiwa dan rasa tanpa menyakiti satu atau bahkan seribu topeng yang tercipta dalam drama 01/24

Benci Jenaka palsu manusia-manusia fana Cacat otak torehkan luka Sayatan peristiwa yang kau cipta melalui drama Siapa luka? Tentang hati yang terkikis harapan Lelah mendamba hati bertuan Ikhlas patah jadi pilihan Maka, biarkan puan ke persinggahan Cacat rasa lemah logika Harapan di robek secara sempurna Luka basah dalam ritma sanubari Benci kini sudah menjadi-jadi Runtuh rasa oleh penerima Relung rasa sudah tak kuasa Egois kental cipratkan lara Derai kebencian kini dalam raga